Description:
CV Suho Garmindo, perusahaan garmen, mengalami permasalahan dalam memperoleh throughput maksimal yang disebabkan karena terbatasnya kapasitas yang dimiliki perusahaan. Untuk itu, dilakukan evaluasi dan perbaikan dengan pendekatan Theory of Constraint (TOC). Langkah-langkah TOC yang digunakan pada CV Suho Garmindo adalah identifikasi constraint, eksploitasi constraint, subordinasi sumber lainnya, dan elevasi constraint. Pada kegiatan produksi dresslim, kemeja koko, dan kerudung, ditemukan constraint yaitu kapasitas pada stasiun kerja sewing. Constraint tersebut dieksploitasi dengan memanfaatkan stasiun kerja sewing secara optimal menggunakan metode Linear Programming. Dari hasil perhitungan Linear Programming, didapatkan bahwa dengan kapasitas yang dimilikinya, CV Suho Garmindo akan memperoleh throughput maksimal sebesar Rp 17.999.840 jika memproduksi 265 pcs dresslim, 15,77 pcs kemeja koko, dan 480 pcs kerudung. Hasil eksploitasi tersebut ditinjau dengan pendekatan penjadwalan untuk mengetahui terdapat constraint baru atau tidak. Dengan jumlah produksi yang telah diketahui dan dengan menerapkan metode penjadwalan First Come First Serve (FCFS), CV Suho Garmindo menghadapi constraint baru sehingga harus dilakukan perbaikan terhadap constraint tersebut. Metode penjadwalan diubah menjadi metode penjadwalan Campbell, Dudek, and Smith (CDS) dengan menerapkan penjadwalan batch proses tidak sama dengan batch transfer. Hasil perbaikan constraint menunjukkan nilai makespan yaitu 28589,54 menit masih lebih besar dari kapasitas tersedia yaitu 28080 menit. Saran yang dapat diberikan, yaitu menerapkan jam lembur sejumlah kebutuhan atau menambahkan jumlah mesin pada sumber constraint dengan potensi throughput mencapai 59,52% lebih tinggi dari throughput semula.