Universitas Islam Bandung Repository

Representasi Warisan Budaya Indonesia dalam Film “Eat Pray Love”

Show simple item record

dc.contributor.author Nurlina, Ira
dc.date.accessioned 2016-02-11T02:58:07Z
dc.date.available 2016-02-11T02:58:07Z
dc.date.issued 2016
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2933
dc.description.abstract FilmEat Pray Lovemerupakan movie ber-genre drama yang diproduksi di Amerika Serikat pada tanggal 13 Agustus 2010 yang diperanakan oleh Julia Roberts, mengangkat perbedaan kebudayaan dalam jalan cerita filmnyaberdasarkan novel Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert. Syuting film ini sendiri dimulai pada Agustus 2009. Lokasi syuting Eat Pray Love meliputi New York (Amerika Serikat), Napoli (Italia), Pataudi (India), dan Bali (Indonesia). Masuknya Bali dalam film Eat Pray Love dikarenakan pembuat film ingin melakukan pertukaran budaya dengan cara memahami hasil buah budi/karya manusia yang berada di Bali. Dalam beberapa scene ditunjukkan bahwa, Elizabeth Gilbert melakukan perjalanan, untuk mencari keseimbangan hidupnya setelah melalui Napoli dan India. Liz, diceritakan mendapatkan petuah dari Ketut Liyer yang merupakan seorang dukun penyembuh yang berada di Bali yang juga mampu membaca garis tangan. Hal ini berdasarkan basic pertukaran budaya dimana orang luar negeri senang untuk mempelajari kebudayaan yang berbeda dan unik dari budaya asalnya sendiri. Berdasarkan setting pengambilan gambar tersebut, penulis melihat beberapa aspek yang dikaitkan dengan fokus dalam penelitian ini, menyangkut dengan keindahan alam Bali serta warisan budaya Bali yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Bali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes yang dimana menurut Barthes melalui proses signifikansi terhadap suatu tanda, maka akan dapat memunculkan suatu makna dan makna tersebut dapat berupa makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode visual, teknik observasi, dan studi kepustakaan mengenai pencarian jatidiri pada film ini. Objek penelitian ditujukan pada scenescene yang dimana adegan tersebut mewakili pemaknaan warisan budaya. Hasil yang didapat berdasarkan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1) Makna konotatif yang terdapat dalam film berupa, kepercayaan masyarakat Bali dalam aktivitas kehidupannya. 2) Makna denotatif yang terdapat dalam film terlihat dalam perwujudan fisik berupa rumah adat, sesajen yang diletakan baik di tanah, di atas rumah, kendaraan (bus dan mobil), dan tempat peribadahan yang terdapat dalam potongan-potongan scene yang relevan dalam film. 3) Mitos yang terdapat dalam film, berupa gabungan dari makna konotatif dan makna denotatif, yaitu berupa perwujudan ketaatan masyarakat Bali yang diwakilkan oleh para pemain. Perwujudan ketaatan disini seperti: masyarakat Bali selalu rajin memberikan persembahan kepada dewa dengan medium sesajen. Kegiatan mempersembahkan sesajen ini adalah wujud penghormatan kepada dewa yang terlah memberikan berkah kepada masyarakat sekitar. Sehingga mitos yang ditekankan dalam film ini lebih merujuk kepada segi spiritual masyarakat Bali. en_US
dc.description.sponsorship Dr. Oji Kurniadi, M.Si. en_US
dc.publisher Fakultas Ilmu Komunikasi (UNISBA) en_US
dc.subject Semiotika, Eat Pray Love, Representasi budaya, Budaya Bali en_US
dc.title Representasi Warisan Budaya Indonesia dalam Film “Eat Pray Love” en_US
dc.type Thesis en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search Unisba Repository


Browse

My Account