Abstract:
Cosplay bisa diartikan sebagai bermain-main dengan kostum, di mana
kostum tersebut akan memberikan suatu personifikasi terhadap orang yang
mengenakannya, sehingga orang tersebut akan semakin dekat atau menjadi tokoh
atau peran yang kostumnya ia kenakan, dan orang lain juga bisa mengenali
dirinya mengenai kostum yang dikenakan olehnya. Kehadiran cosplay saat ini
bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai sesuatu yang sudah tidak asing,
bahkan bisa dibilang sudah menjadi fenomena umum yang sangat diminati oleh
beberapa orang. Banyaknya para peminat cosplay yang tidak hanya berasal dari
kalangan remaja saja membuat eksistensi di komunitas cosplay semakin
meningkat, karena saat ini cosplay juga ditekuni oleh orang tua, bahkan anak
berusia di bawah 10 tahun. Penelitian ini mengungkap tentang bagaimana perilaku
individu cosplayer, pola interaksi komunitas cosplayer, dan pemaknaan individu
terhadap cosplay. Sehingga fokus dalam penelitian ini untuk mengungkap tentang
pemaknaan kostum karakter anime pada komunitas cosplayer Bandung.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Edmund Husserl. Dengan
pendekatan ini, peneliti melakukan penelitian dan analisis berdasar dengan noema
dan noesis. Sehingga akan terungkap pemaknaan yang dilakukan oleh cosplayer
itu sendiri. Sedangkan teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini
adalah teori interaksi simbolik dan teori komunikasi kelompok.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembentukan jati diri
dilakukan atas dasar kesengajaan dan faktor-faktor tertentu yang sebelumnya
dapat diketahui dengan cara melihat konsepsi dasar cosplayer terhadap kostum
dan profesinya. Sehingga munculah pemaknaan dan pembentukan perilaku yang
menunjukan bahwa individu tersebut melakukan imitasi dari karakter animasi
yang disaksikannya. Pola interaksi individu yang dibangun dengan masyarakat
dilakukan dengan cara cosstreet. Cosstreet adalah, di mana para cosplayer
menggunakan kostum hanya untuk meramaikan acara saja, sekedar berfoto
bersama masyarakat, melakukan interaksi, dan bertukar pikiran/sharing.
Sedangkan makna individu ditunjukan melalui noema dan noesis yang terdiri dari
1). Noema menunjukkan konsep dasar mengenai kostum bagi mereka dan
menunjukkan alasan mengapa individu melakukan cosplay. dan 2). Noesis yang
merupakan hasil olah pemikiran dari konsep dasar tentang kostum itu sendiri, di
mana persepsi individu mengenai konsep dasar tersebut ditunjukan, dan
diaplikasikan dan dapat dinilai oleh individu lain disekitarnya.