Abstract:
Kecamatan Johan Pahlawan merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa
untuk Kabupaten Aceh Barat serta tempat bermukimnya penduduk, dan salah satu
kawasan yang paling rawan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami karena letak
geografisnya yang terletak pada pertemuan lempeng aktif antara lempeng Asia dan Indo-
Australia dan langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Rentetan gempa besar
terutama sejak 2004 dan 2012 membuat kondisi masyarakat mulai rapuh karena
kekhawatiran tentang isu tsunami sehingga sangat rentan terhadap bencana.
Dengan adanya fenomena kejadian bencana gempa dan tsunami yang terjadi
pada tanggal 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9 pada Skala Richter, Kecamatan
Johan Pahlawan merupakan kawasan yang paling parah diterjang gelombang tsunami.
Sejumlah sarana dan prasarana penunjang luluh lantak ditelan ganasnya gelombang
tsunami. Berbagai masalah keruangan yang muncul pasca terjadinya bencana tsunami
diantaranya masalah sempadan pantai, kurangnya jalur hijau (Green Belt), pengaman
pantai dan minimnya sarana prasarana mitigasi bencana sebagai bentuk dari
pengurangan resiko bencana di masa yang akan datang. Kajian sebelumnya mengenai
penataan ruang Kabupaten Aceh Barat belum mencantumkan kajian sarana prasarana
mitigasi bencana secara detail, maka perlu adanya suatu kegiatan penyusunan arahan
pengembangan sarana prasarana mitigasi bencana tsunami yang didalamnya memuat
prinsip utama mitigasi , jenis, ukuran dan lokasi yang sesuai dengan karakteristik
Kecamatan Johan Pahlawan. Maka dapat disimpulkan yaitu bagaimana “Kajian Resiko
Kawasan Bencana Tsunami Di Kecamatan Johan Pahlawan”
Maka kajian resiko bencana tsunami yaitu berupa sarana dan prasarana mitigasi
bencana yaitu jumlah shelter yang ditempatkan disetiap kelurahan, jalur evakuasi,
pengembangan jalan evakuasi, breakwater, dan seawall disepanjang pantai yang
diharapkan akan mampu menanggulangi dan mengantisipasi di kawasan rawan bencana
tsunami kecamatan Johan Pahlawan dan meningkatkan kesadaran pengetahuan
masyarakat tentang sistem peringatan dini agar dapat meminimalisir resiko bencana
yang akan terjadi di masa yang akan datang.