Abstract:
Madrasah Aliyah Al-Mursyidmerupakansalahsatusekolah di Kota Bandung yang
terbuka bagi masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah. Sebanyak 70% siswa
memiliki pekerjaan di luar jam sekolah, sehingga memberikan dampak yang negatif
seperti siswa menjadi terlambat sekolah, mengantuk di kelas dan tidak focus ketika
belajar karena kelelahan. Hal tersebut menjadi sebuah kendala bagi guru-guru yang
berhadapan langsungdengan para siswa. Guru juga dihadapkan dengan kendala lain
seperti orang tua siswa lebih mem ilih anaknya untuk bekerja, fasilitas sekolah minim,
siswa malas-malasan mengerjakan tugas dan ujian remedial, serta rendahnya motivasi
bersekolah siswa. Penghasilan perbulan yang diterima guru tidak besar dan sering
ditunggak oleh pihak yayasan. Namun dengan segala kesulitan, guru Madrasah Aliyah
Al-Mursyid tetap bertahan mengajar dan selalu berusaha untuk mencari jalan keluar dari
setiap permasalahan. Menurut Paul. G. Stoltz (2005), adversity quotient ialah
kemampuan seseorang dalam mengalami kesulitan dan mengolah kesulitan sehingga
menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan
gambaran profil adversity quotient guru di Madrasah Aliyah Al-Mursyid Kota Bandung.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda studi deskriptif dengan subjek 14
guru. Pengumpulan data menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari adversity quotient
response profile Paul. G. Stoltz.
Berdasarkan pengolahan data diperolah hasil bahwa guru Madrasah Aliyah Al-Mursyid
memiliki adversity quotient tinggi atau tipe climber sebanyak 12 guru atau 86%, dengan
10 guru atau 71,42% berada pada dimensi control tinggi, 7 guru atau 50% berada pada
dimensi origin dan ownership sedang dan 7 guru atau 50% berada pada dimensi origin
dan ownership tinggi, 11 guru atau 78, 58% berada pada dimensi reach tinggi, 11 guru
atau 79% berada pada dimensi endurance tinggi.