Abstract:
Komunikasi kelompok yang baik akan mempengaruhi jalannya
perencanaan dan penyelenggaraan suatu event. Contohnya dalam event Imlekan,
dalam praktiknya event Imlekan sendiri perencanaannya mengintensifkan
pertemuan dan pembicaraan serta diskusi, khususnya dalam etnis itu sendiri dalam
hal pembelian barang-barang yang akan digunakan dalam Imlekan, persiapan Cap
Go Meh, pembentukan panitia, dan persiapan teknis acara.
Dalam penelitian mengenai Komunikasi Kelompok Etnis Tionghoa di
Bandung dalam Menyelenggarakan Event Imlekan, peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dari Dell Hymes agar
mendapatkan data yang akurat peneliti menggunakan metode wawancara dan
observasi langsung ke lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai
salah satu panitia Imlekan yang berkantor di Vihara Dharma Ramsi, yang
merupakan perwakilan dari seluruh panitia Event Imlekan di Bandung dan
mengetahui tema penelitian ini.
Hasil penelitiannya adalah peneliti melihat dalam praktiknya di lapangan,
komunikasi kelompok yang mereka gunakan dalam prencanaan event Imlekan
sendiri adalah mengintensifkan pertemuan dan pembicaraan serta diskusi,
khususnya dalam etnis itu sendiri, dalam hal pembelian barang-barang yang akan
digunakan dalam imlekan, persiapan Cap Go Meh, pembentukan panitia, dan
persiapan teknis acara. Dalam komunikasi kelompok itu, peneliti menemukan hal
yang jarang dijumpai oleh anak muda zaman sekarang, yaitu saling tegur sapa
antara yang muda dengan yang tua.
Peneliti melihat secara langsung dalam praktiknya bahasa yang digunakan
dalam komunikasi kelommpoknya adalah Bahasa Mandarin sebagai bahasa asli
dan Bahasa Sunda sebagai bahasa daerah tetap serta Bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi negara. Dalam pendanaannya, Event Imlekan mengandalkan
donatur-donatur dari dalam anggota Etnis Tionghoa itu sendiri atau mengandalkan
sumbangan dari perorangan jemaat dari vihara dan klenteng.