Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi'i (Imam Al-Ghazali ) sebagai seorang cendekiawan muslim yang perjalanan intelektualnya berujung pada tasawuf; konsep Suluk beliau perlu dikaji sehubungan dengan model pendidikan spiritual guna menangani perilaku remaja agar berperilaku yang baik,benar dan indah. Sehingga perilaku remaja meningkat ke arah terbaik, berderajat dan bermartabat. Pernyataan fenomenal tersebut mendukung adanya penelitian dengan masalah “bagaimana implikasi konsep suluk Imam Al-ghazali terhadap model pendidikan Spiritual? Peneliti menggunakan metode studi kepustakaan dengan menggunakan teknik penelitian book survey. Adapun analisis dalam penelitian ini menggunakan (content analysis)  atau analisis isi. Konklusi dari penelitian ini adalah konsep suluk Imam Al-ghazali mempunyai implikasi pendidikan terhadap model pendidikan spiritual Yaitu : (1) pendidikan spiritual adalah upaya keras untuk meningkatkan kesadaran dalam pengetahuannya mengetahui Allah Swt melalui perbaikan akhlaq dan penyucian amal ; (2) tujuan pendidikan Spiritual adalah kesempurnaan insani manusia yang bermuara pada kedekatan diri dengan Allah Swt; (3) program pendidikan Spiritual adalah pembersihan hati melalui proses transendensi; (4) proses pendidikan spiritual dilakukan dengan cara mentranformasi sistem nilai Qurani ke dalam potensi kejiwaan seseorang melalui perjuangan dan pelatihan jiwa (mujahadah) agar jiwanya tunduk kepada nilai-nilai tersebut ; (5) evaluasi pendidikan Spiritual dilakukan dengan  melihat perilakunya.  Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al Ghazali Ath-Tusi Asy-Syafi (Imam al-Ghazali) as a Muslim scholar. his intellectual journey led As Sufism; The concept of  his Suluk should be examined with spiritual education model that can handle the adolescent behavior to behave good, true and beautiful character. So that juvenile behavior escalated to the best direction, degree and dignified. That phenomenal statement supported this research by the problem : How the implications of the concept imam Al-ghazali’s Suluk against Spiritual education model? Researchers used methods of literary study by using survey research techniques book. And so The analysis in this research uses the content analysis. The conclusion of this research is the concept of imam Al-ghazali’s suluk has educational implications of the spiritual education model are: (1) piritual education is the effort to raise awareness in the knowledge of knowing Allah through improved purification of morality and charity (2) The purpose of education is the perfection of spiritual  human that leads to be closeness with Allah; Spiritual education program is cleansing the heath through a process of transcendence; spiritual education process is done by transforming the Quranic value system into a person's psychological potential pass through the  struggle and training the soul (mujahadah) so that each time responds to the stimulus in the life, the soul is submision to these values; Spiritual education evaluation is done by looking at its behavior. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi'i (Imam Al-Ghazali ) sebagai seorang cendekiawan muslim yang perjalanan intelektualnya berujung pada tasawuf; konsep Suluk beliau perlu dikaji sehubungan dengan model pendidikan spiritual guna menangani perilaku remaja agar berperilaku yang baik,benar dan indah. Sehingga perilaku remaja meningkat ke arah terbaik, berderajat dan bermartabat. Pernyataan fenomenal tersebut mendukung adanya penelitian dengan masalah “bagaimana implikasi konsep suluk Imam Al-ghazali terhadap model pendidikan Spiritual? Peneliti menggunakan metode studi kepustakaan dengan menggunakan teknik penelitian book survey. Adapun analisis dalam penelitian ini menggunakan (content analysis)  atau analisis isi. Konklusi dari penelitian ini adalah konsep suluk Imam Al-ghazali mempunyai implikasi pendidikan terhadap model pendidikan spiritual Yaitu : (1) pendidikan spiritual adalah upaya keras untuk meningkatkan kesadaran dalam pengetahuannya mengetahui Allah Swt melalui perbaikan akhlaq dan penyucian amal ; (2) tujuan pendidikan Spiritual adalah kesempurnaan insani manusia yang bermuara pada kedekatan diri dengan Allah Swt; (3) program pendidikan Spiritual adalah pembersihan hati melalui proses transendensi; (4) proses pendidikan spiritual dilakukan dengan cara mentranformasi sistem nilai Qurani ke dalam potensi kejiwaan seseorang melalui perjuangan dan pelatihan jiwa (mujahadah) agar jiwanya tunduk kepada nilai-nilai tersebut ; (5) evaluasi pendidikan Spiritual dilakukan dengan  melihat perilakunya.